Faktor-Faktor Penyebab Tanah Longsor

Banyak faktor yang dapat menyebabkan tanah longsor. Faktor penyebab tanah longsor antara lain: gaya berat, kemiringan lereng, karakter tanah dan bebatuan, getaran/gempa, drainase, kedalaman air tanah. Selain kondisi alam tersebut, tanah longsor juga dapat disebabkan oleh ulah manusia dalam memanfaatkan lahan, misalnya penambangan, ledakan, perubahan lahan, penebangan hutan yang tidak terkendali.

Secara umum, beberapa faktor yang menyebabkan kejadian bencana tanah longsor adalah sebagai berikut:
1. Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada awal musim hujan karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.
Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.
Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Apabila terdapat pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.

2. Lereng Terjal
Wilayah Indonesia sebagian besar merupakan wilayah pegunungan dan perbukitan sehingga banyak dijumpai lahan miring ataupun bergelombang. Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Lereng terjal pada lahan yang miring sangat rawan mengalami tanah longsor. Hal tersebut terjadi karena semakin curam kemiringan suatu lereng akan semakin besar gaya penggerak massa tanah/batuan penyusun lereng.

3. Tanah yang Kurang Padat dan Tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 22°. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu, tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika suhu terlalu panas.

4. Batuan yang Kurang Kuat
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir serta campuran antara kerikil, pasir, dan lempung pada umumnya kurang kuat. Batuan tersebut mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan rentan terhadap tanah longsor apabila terdapat pada lereng yang terjal.

5. Jenis Tata Lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.

Penanaman tumbuhan berakar serabut dapat menggemburkan tanah sehingga dapat menambah daya resap tanah terhadap air, tetapi air yang meresap ke dalam tanah tidak dapat banyak terserap oleh akar-akar tanaman serabut. Air hanya terakumulasi dalam tanah dan akhirnya menekan dan melemahkan ikatan-ikatan antar butir tanah. Akibatnya, karena besarnya curah hujan yang meresap, maka terjadilah tanah longsor.

6. Getaran
Getaran menyebabkan tanah longsor dengan cara melemahkan atau memutuskan hubungan antarbutir partikel-partikel penyusun tanah/batuan pada lereng.
Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang kondisi geologinya dinamis karena terjadinya gerakan Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik yang menumbuk di bawah Lempeng Benua Eurasia. Hal itu mengakibatkan adanya daerah penunjaman seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.15. Akibat dari penunjaman lempeng tersebut terjadi aktivitas gempa dan gunung api.
Gambar Jalur Penunjaman Lempeng yang Melintasi Kepulauan Indonesia

Getaran gempa bumi pada lereng gunung api atau pegunungan dapat mengakibatkan tanah longsor. Getaran gempa bumi dapat memperbesar gaya atau tegangan penggerak massa tanah/batuan pada lereng yang sekaligus juga mengurangi besarnya gaya atau tegangan penahan gerakan.
Selain itu, tanah longsor dapat terjadi juga akibat ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.

7. Susut Muka Air Danau atau Bendungan
Susutnya muka air yang cepat di danau mengakibatkan gaya penahan lereng menjadi hilang. Dengan sudut kemiringan waduk yang lebih dari 22° mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

8. Adanya Beban Tambahan
Lahan dengan struktur tanah yang labil biasanya tidak mampu menahan berat di atasnya. Misalnya adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya tanah longsor. Biasanya terdapat di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya, sering terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.

9. Pengikisan/Erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai kea rah tebing. Selain itu, akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.

10. Adanya Timbunan Material pada Tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang ada di bawahnya. Apabila hujan, maka akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.

11. Bekas Longsoran Lama
Longsoran lama pada umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.
b. Biasanya dijumpai mata air
c. Pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur
d. Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai
e. Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah

12. Adanya Bidang Diskontinuitas
Adanya bidang diskontinuitas yaitu bidang yang tidak sinambung. Bidang ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Bidang perlapisan batuan
b. Bidang kontak antara tnah penutup dengan batuan dasar.
c. Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat
d. Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap air)
e. Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat
Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor.

13. Penggundulan Hutan
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak terlepas dari lingkungan, termasuk hutan. Manusia sering memanfaatkan kayu sebagai material bangunan. Seringkali penebangan pohon dilakukan menjelang awal musim hujan. Pohon yang rimbun banyak digunduli dan setelah penebangan tersebut hutan tidak ditanami lagi (tidak melakukan reboisasi). Akibatnya, tanah semakin labil dan rawan longsor karena tidak ada tanaman yang memiliki akar kuat. Tanah longsor biasanya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.

14. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan.

Dari beberapa penyebab tanah longsor yang telah diuraikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab tanah longsor dapat berupa faktor alam maupun faktor manusia.
Sekian. Semoga bermanfaat
Sulistiyo Wibowo
Sulistiyo Wibowo Alumni Pendidikan Fisika UNS yang gagal menjadi guru. Sekarang sedang berusaha mewujudkan cita-citanya menjadi Raja Bajak Laut.

Tidak ada komentar untuk "Faktor-Faktor Penyebab Tanah Longsor"